14 Juli 2017
Kapal KCR-60 produksi PT PAL (photo : JerryE)
JAKARTA- PT PAL Indonesia (Persero) meminta dukungan pemerintah dalam penerbitan lisensi ekspor kapal perang ke Afrika.
Direktur Utama PAL Indonesia Budiman Saleh di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Kamis, mengatakan pihaknya tengah melakukan penjajakan pengadaan kapal perang dengan beberapa negara Afrika, di antaranya dari Senegal.
Ia menyebut Senegal berminat untuk memesan satu unit “Landing Platform Dock” (LPD atau kapal perang amfibi), dua unit kapal cepat rudal (KCR) serta Guinea Bissau dan Gabon yang masing-masing berminat memesan dua unit KCR berukuran 60 meter.
“Senegal itu mau satu LPD, dua KCR 45 meter dan KCR 60 meter. Guinea Bissau ingin dua KCR 60 meter dan Gabon ingin dua KCR 60 meter. Untuk itu kami butuh dukungan pemerintah karena butuh export licence (izin ekspor),” ucapnya.
Kapal LPD buatan PT PAL (photo : Business Mirror)
Budiman mengatakan beberapa negara tetangga di Asia Tenggara juga telah menyampaikan minat untuk memesan kapal dari PAL Indonesia.
Terlebih militer Filipina sebelumnya telah memesan dua unit kapal perang jenis “Strategic Sealift Vessel” (SSV) sepanjang 123 meter dengan nilai kontrak 90 juta dolar AS atau setara Rp1,1 triliun.
Filipina juga disebut tengah melakukan pembicaraan untuk tambahan dua unit SSV, ditambah satu unit “SSV Hospital Ship” dan dua unit KCR 60 meter.
“Itu jadi daya tarik, magnet buat negara-negara ASEAN lainnya. Contohnya Malaysia menginkan LPD sepanjang 163 meter, lebih besar dan bisa dimuati tiga helikopter on deck, dua di dalam hanggar. Jadi seperti helicopter carrier (pembawa helikopter),” ungkapnya.
Budiman berharap dengan penetrasi pasar yang dilakukan, pihaknya dapat memperoleh kontrak pembelian pada 2018.
(BeritaSatu)