Militer.or.id – Tank T-84 Oplot Ukraina Punya Banyak Masalah.
Militer.or.id – Sejak tahun 2016, militer Eropa dan AS telah mengumpulkan tank mereka di Arena Pelatihan Grafenwoehr Jerman untuk menempatkan kendaraan berlapis baja mereka ke dalam pengujian berbagai latihan taktis yang disebut Strong Europe Tank Challenge, oleh aliansi NATO – mirip ajang tank biathlon yang terkenal di Rusia.
Ini sama seperti ajang Piala Dunia, namun untuk tank.
Dilansir dari laman War Is Boring, sejak tahun 2016, Jerman dengan tank Leopard 2A6 telah menjadi juara sebanyak dua kali – pada tahun 2016 dan pada tahun 2018. Austria dengan tank Leopardnya juara pada tahun 2017. Sayangnya bagi Ukraina, berada pada posisi ke delapan (terakhir) dalam kompetisi terbaru pada bulan Juni 2018.
Brigade Mekanis ke-14 Ukraina – unit pemecah – berkompetisi menggunakan empat T-84 Oplot, sebuah spin-off dari Ukraina untuk tank T-80 era Soviet, yang mana tank tersebut sangat terinspirasi oleh tank T-64.
Ukraina memang telah mengekspor tank tempur utama T-84 Oplot ke Thailand, tetapi mereka hanya melayani dalam jumlah terbatas di Ukraina dan belum pernah digunakan ke wilayah Donbass di mana ratusan tank T-64 mungkin telah musnah di dalam pertempuran sejak tahun 2014.
T-84 ini mengalami banyak masalah di Grafenwoehr.
Tank tempur utama T-84 Oplot menggunakan autoloader bukan manual, tetapi pada tiga dari empat tank yang turut ambil bagian dalam Strong Europe Tank Challenge, amunisi tidak terpasang dengan benar, menurut Kapten Roma Bagaev, komandan kompi Brigade Mekanik ke 14 seperti ditulis dalam situs web Novynarnia. Hal tersebut terjadi karena mekanisme pengisian yang salah ketika mengirim daya ke autoloader.
Masalah lainnya adalah guncangan pada meriam 125 mm karena sistem kendali tembakan yang salah. Sasaran sejauh lebih dari satu kilometer bahkan tidak mampu dihancurkan. Akibat guncangan tersebut, grup T-84 hanya berhasil menembakkan 16 amunisi dari 40 amunisi yang dibawa oleh tank.
Semua masalah ini dicatat, dan awak Ukraina masih menyukai T-84 mereka dibandingkan dengan T-64, yang sejauh ini merupakan tank yang paling banyak dalam layanan Ukraina. Ada lebih dari 700 unit T-64 dalam layanan Angkatan Darat Ukraina hingga tahun 2016, menurut Institut Studi Strategis Internasional, meskipun ini mungkin bukanlah faktor penyebab kekalahan dalam pertempuran.
Untuk satu keunggulan, T-84 memang jauh lebih cepat.
Secara khusus, kecepatan tertinggi dari T-84 sekitar 43 mil per jam melampaui T-64 yang berkisar hingga 37 mil per jam, dan tank T-80 secara signifikan lebih cepat saat mundur. Komandan tank Ukraina mengatakan kecepatan mundur T-64 adalah hanya 2,5 mil – atau empat kilometer – per jam. Sumber lain menyatakan mungkin 9 mil per jam, tetapi kami lebih mempercayai ucapan sang komandan.
Sedangkan tank tempur utama T-84 Oplot dapat berjalan mundur pada kecepatan 21 mil per jam. Kecepatan mundur sangat penting bagi tank yang diberi taktik “menembak dan bergeser”, atau muncul dan mengambil bidikan sebelum berbalik arah.
Biasanya, ini berarti tank yang bersembunyi dibalik dataran tinggi, seperti tanggul, hanya memperlihatkan menara dan meminimalkan area yang dapat ditargetkan musuh. Setelah tank menembak, lalu mundur ke belakang dan keluar dari pandangan musuh. Kecepatan mundur T-84 adalah peningkatan besar-besaran dan berkontribusi terhadap kemampuan bertahan hidup para awaknya.
Penyimpanan amunisi juga berada dalam kompartemen, sehingga lebih aman bagi awak tank jika terjadi hantaman yang dapat memicu ledakan amunisi. Apa yang sangat penting dari semua masalah ini adalah bahwa Ukraina masih nyaris mengalahkan tim AS dengan tank M-1 Abrams.