Militer.or.id – Pembunuh Kapal Induk & Kapal Selam Buatan Soviet.
Militer.or.id – Kapal perang kelas Kiev merupakan upaya ambisius Rusia untuk membuat sebuah kapal terkuat yang mampu membunuh kapal induk dan pada saat yang sama memburu kapal selam AS yang menjadi ancaman bagi tanah air Soviet, seperti dilansir dari laman situs National Interest.
Di penghujung Perang Dingin, Uni Soviet menghasilkan sejumlah kapal induk yang unik. Dikenal sebagai kelas Kiev, kapal induk ini adalah awal mula Soviet terjun ke dunia penerbang angkatan laut bersayap tetap, dan satu-satunya kapal intuk Soviet yang beroperasi sepenuhnya.
Kisah kapal induk kelas Kiev juga merupakan kisah Angkatan Darat yang menempa jalan untuk menjadi kekuatan laut, berusaha mewujudkan armada yang dapat menantang Angkatan Laut AS yang perkasa.
Admiral Sergei Gorshkov diangkat oleh Nikita Khrushchev menjadi Panglima Angkatan Laut Soviet pada tahun 1956. Gorshkov menjabat posisi itu selama 29 tahun. Dia mengawasi ekspansi Angkatan Laut Soviet dari kekuatan yang secara strategis tidak signifikan di tahun-tahun setelah Perang Dunia II menjadi seimbang dan juga dapat memproyeksikan kekuatan ke Dunia Ketiga, terutama selama Krisis Rudal Kuba, ketika Angkatan Laut Uni Soviet tidak memiliki pasukan pemukul jarak jauh yang dapat dikirimkan untuk memenuhi blokade laut AS di Kuba.
Kapal induk kelas Kiev adalah hasilnya
Saat Gorshkov mencurahkan sejumlah besar anggaran konstruksi Angkatan Laut Soviet untuk kapal selam, khususnya kapal selam rudal balistik, dia menginginkan kekuatan yang seimbang yang mampu memproyeksikan kekuatan di luar negeri.
Dihadapkan dengan peluncuran segera rudal Trident C-3 yang diluncurkan lebih jauh, Angkatan Laut Soviet harus beroperasi lebih jauh lagi dari benua Eurasia untuk melawan mereka. Ini akan melancarkan Angkatan Laut Soviet secara langsung melawan gugus tugas Angkatan Laut AS.
Pada saat yang sama ada lebih banyak negara yang jatuh ke orbit Soviet, menyediakan Uni Soviet dengan fasilitas pelabuhan. Kuba yang berada dibelahan bumi barat, Vietnam di Asia, Angola di Afrika, Suriah, Mesir, Yaman dan Libya di Timur Tengah dan Ethiopia serta Somalia di Tanduk Afrika semuanya menyediakan jangkar bagi Angkatan Laut Uni Soviet untuk mengunjungi dan menunjukkan sosialisme persaudaraan.
Jika Uni Soviet ingin mempertahankan dan bahkan memperluas jaringan sekutu luar negeri, ia akan membutuhkan kekuatan angkatan laut, lengkap dengan kapal-kapal besar, yang mampu mengunjungi sekutu semacam itu dan terlibat dalam pertunjukkan dukungan yang nyata.
Empat kapal induk kelas Kiev adalah sebagai upaya pembuatan kapal perang guna memenuhi kedua set tugas.
Pada tahun 1975, Kiev muncul, diikuti oleh saudaranya kapal Minsk (1978), Novorossiysk (1982), dan Baku (1987). Keempatnya dibangun di Nikolayev South Shipyards, Ukraina, satu-satunya pembangun kapal perang permukaan besar Uni Soviet. Seperti kelas Moskva pendahulu mereka, kapal-kapal itu adalah campuran jenis kapal, dengan bagian depannya menyerupai kapal jelajah rudal dan sisanya menyerupai kapal induk. Dengan panjang 899 kaki, kapal-kapal itu sekitar 85 persen dari ukuran kapal induk baru kelas Nimitz, Angkatan Laut AS.
Pertengahan bagian depan kapal itu memiliki sejumlah besar senjata, dengan 8 rudal anti-kapal SS-N-12 “Sandbox”. Setiap SS-N-12, yang dikenal sebagai 4K80 di Uni Soviet, membawa hulu ledak nuklir berdaya 350 kiloton. Sandbox memiliki jangkauan 341 mil, dan data penargetannya disediakan oleh pesawat patroli laut Tu-95 yang berpangkalan di pantai atau helikopter dari kapal induk kelas Kiev. Opsi hulu ledak nuklir akan sangat efektif terhadap grup tempur kapal induk AS, karena hanya butuh sebuah rudal untuk menembus pertahanan AS dan memastikan kerusakan kapal induk.
Sebuah kapal besar yang sengaja dirancang untuk “head-to-head” dengan kapal induk Amerika Serikat membutuhkan pertahanan udara yang tangguh, dan kapal perang kelas Kiev ini tidaklah mengecewakan.
Tiga kapal pertama dilengkapi sepasang peluncur rudal permukaan ke udara SA-N-3 “Goblet” dengan 72 amunisi rudal di bawah dek. Sementara kapal keempat, Baku, menerima upgrade senjata dengan 192 amunisi rudal anti pesawat 9K330 Tor yang menggantikan SA-N-3.
Kapal-kapal tersebut juga membawa 40 rudal 9K33 Osa, yaitu rudal pertahanan udara jarak pendek, SA-8 “Gecko” berbasis laut. Akhirnya, untuk pertahanan jarak dekat terhadap rudal-rudal yang masuk, masing-masing kapal kelas Kiev memiliki 8 senjata Gatling AK-630 30 mm yang diarahkan oleh radar.
Persenjataan standar lainnya termasuk 2 set senjata dwi-tujuan 76 mm, satu menghadap depan dan satu menghadap belakang, dua peluncur roket anti kapal selam multi laras RBU-6000 dan 10 torpedo anti-kapal selam.
Inovasi nyata yang ditemukan pada kelas Kiev itu adalah kemampuan menerbangkan pesawat. Kapal-kapal tersebut menampilkan dek penerbangan enam derajat mulai anjungan dan menuju ke buritan. Dengan cara tersebut, dek penerbangan bisa menjadi 2/3 dari keseluruhan panjang kapal sementara setengahnya mempertahankan karakteristik kapal jelajah tradisional.
Kapal induk itu dirancang untuk mengoperasikan hingga 22 jet tempur Yak-38 “Forger”, yang menggunakan dua mesin yang menghadap ke bawah serta mesin pendorong vektor di bagian belakang untuk lepas landas dan mendarat secara vertikal. Namun, di lautan, kapal-kapal itu biasanya membawa hingga 13 unit Yak-38 Forger dan 12 unit helikopter Ka-25 Hormone yang bertindak sebagai anti-kapal selam, menargetkan rudal SS-N-12, dan peran pencarian serta penyelamatan.
Pecahnya Uni Soviet telah meninggalkan kapal-kapal tersebut di tangan Federasi Rusia, yang tak mampu mempertahankannya. Lebih buruknya lagi, galangan Nikolayev South dan suku cadang kini berada di negara yang terpisah, yakni Ukraina.
Semua kapal induk kelas Kiev sudah pensiun dan kapal kelima yang tak disebut namanya tidak pernah dibangun. Selanjutnya Kiev dijual ke China di mana ia menjadi hotel, sementara Minsk dilaporkan akan menjadi bagian dari taman hiburan. Novorossiysk sendiri berakhir di Pohang, Korea Selatan pada tahun 1990-an.
Dari keempat kapal perkasa itu hanya kapal perang Baku yang tersisa. Kapal tercanggih dan juga dalam kondisi terbaik, Baku tetap dipertahankan dan berganti nama menjadi Admiral Gorshkov, yang kemudian dijual kepada pemerintah India untuk diubah menjadi kapal induk sepenuhnya. Admiral Gorshkov dikonversi oleh galangan kapal Sevmash Rusia pada tahun 2000 dan 2010, saat ini dikenal sebagai kapal induk Vikramaditya dan merupakan andalan armada India.