Militer.or.id – Produsen pesawat milik negara Hindustan Aeronautics Limited (HAL) akan mendirikan fasilitas produksi baru di Nashik, Maharashtra, tahun 2020 untuk meningkatkan produksi tahunan Light Combat Aircraft (LCA) Tejas, sebut kepala HAL seperti dilansir dari The Diplomat pada hari Rabu.
“Kami kini sedang menyiapkan fasilitas baru di Nashik untuk menggandakan produksi jet tempur Tejas menjadi 16 dari 8 unit per tahun”, kata Kepala dan Managing Director HAL, R. Madhavan.
Sebagai catatan, HAL sejauh ini gagal untuk memenuhi kuota 8 jet tempur per tahun. Kementerian Pertahanan (MOD) India menempatkan pesanan awal untuk 40 unit LCA Tejas Mark-I dengan HAL, dimana 20 unit LCA Tejas telah diproduksi sejauh ini dengan rincian sebanyak 16 unit dalam konfigurasi izin operasional awal (IOC) dan 4 unit sebagai jet pelatih.
Produksi berikutnya 20 unit LCA Tejas sedang menunggu izin operasional akhir (FOC) untuk jet tempur ini oleh Badan Pengembangan Aeronautika India, yang diperkirakan akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang. Dalam langkah lain menuju FOC, Tejas untuk pertama kalinya melakukan uji coba pengisian bahan bakar diudara awal tahun ini. LCA Tejas juga berpartisipasi dalam latihan pertempuran udara Gaganshakti 2018 oleh Angkatan Udara India yang melibatkan 1.100 pesawat dan 15.000 personel militer.
LCA Tejas adalah jet tempur ringan supersonik, berkursi tunggal, yang dikembangkan oleh Badan Pengembangan Aeronautika bekerjasama dengan HAL sejak awal 1980-an. Mengingat siklus pengembangan yang berlarut-larut, IAF harus berulang kali merevisi kebutuhannya untuk jet tempur generasi keempat.
IAF telah membuat daftar rinci beberapa kekurangan teknis yang telah ditemukan pada varian LCA Tejas Mark-I pada tahun 2017. Cacat ini konon akan dibahas dalam varian pesawat berikutnya, yang akan mencakup 43 perbaikan atas versi yang ada saat ini.
Upgrade akan mencakup sistem radar pemindai elektronik aktif (AESA), dan rangkaian sensor peperangan elektronika baru, dan kemampuan pengisian bahan bakar eksternal yang baru.
IAF juga mempertimbangkan untuk menempatkan pesanan 83 tambahan LCA Tejas, termasuk 73 unit LCA Tejas Mark-IA berkursi tunggal dan 10 unit LCA Tejas berkursi tandem sebagai pesawat latih.
Menteri Pertahanan India baru-baru ini menyatakan bahwa pesanan jet tempur Tejas tambahan telah dibuat. “Untuk memastikan bahwa buku pesanan [HAL] tidak kosong, kami telah memberi pesanan untuk 83 unit lebih”, kata Menhan Nirmala Sitharaman pada bulan Oktober. Namun, pesanan itu dilaporkan tertunda dan tidak ada kontrak yang ditandatangani karena pesawat masih harus menunggu FOC.
Varian Tejas lain yang ditingkatkan, yang ditunjuk sebagai Tejas Mark-II, yang mana IAF berpotensi untu memesan 200 unit, tidak akan siap untuk penerbangan uji pertama setidaknya selama lima tahun ke depan, menurut sebuah laporan.
Hal ini dapat menimbulkan masalah lebih lanjut untuk HAL karena tidak jelas apakah layanan tersebut masih akan tertarik pada versi terbaru LCA Tejas pada saatnya nanti. Pesaing asing secara agresif memasuki pasar pesawat militer India dan mereka dapat menawarkan alternatif yang lebih murah dan jauh lebih efektif.
Misalnya, LCA Tejas jika dibandingkan dengan JAS-39 Gripen buatan Saab, Swedia dan F-16V buatan Lockheed Martin, AS yang memiliki daya tahan yang tinggi (LCA Tejas: 59 menit versus Gripen: 3 jam dan F-16V : hampir 4 jam penerbangan.
Selain itu, LCA Tejas juga hanya dapat membawa senjata sekitar 3.000 kg dibandingkan Gripen yang mampu membawa hampir 6.000 kg dan F-16V hingga 7.000 kg.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.