Sebuah laporan yang bocor menyebutkan pemerintah Inggris ternyata diam-diam mengembangkan drone pembunuh. Padahal selama ini pemerintah selalu membuat pernyataan publik bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk menciptakan kendaraan udara tak berawak dengan kemampuan serang.
Sebuah kelompok yang disebut Drone Wars, mempublikasikan survei yang disebut ‘Off the Leash: The Development of Autonomous Military Drones in the UK’. Laporan itu mengklaim bahwa Britain’s Defence and Security Accelerator (DASA) secara khusus menyuntikkan uang ke dalam penciptaan drone Taranis, serta puluhan program penelitian serupa lainnya.
Dikembangkan oleh BAE Systems dan Kementerian Pertahanan Inggris, Taranis mampu terbang secara mandiri, merencanakan rute dan mencari target. Menurut laporan Drone Wars, sejauh ini proyek tersebut telah menelan biaya lebih dari US$259 juta,.
Peter Burt, penulis laporan, mengacu pada “bukti nyata” bahwa Kementerian Pertahanan Inggris secara aktif terlibat dalam pengembangan “teknologi pendukung dengan tujuan untuk menggunakannya dalam aplikasi militer.”
Dalam hal ini, Burt mengutip Taranis sebagai contoh drone dengan kemampuan otonom canggih yang akan sangat mungkin untuk dijadikan sebagai drone pembunuh.
“Pemerintah harus mendukung inisiatif internasional untuk mencegah pengembangan dan penggunaan senjata yang sepenuhnya otonom, dan harus menyelidiki potensi besar kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi area konflik potensial dan mencegah perang sebelum mereka mulai,” Brunt menggarisbawahi.
The Independent mengutip juru bicara Departemen Pertahanan tanpa nama menolak laporan tentang rencana pemerintah Inggris untuk menciptakan sistem persenjataan yang akan beroperasi tanpa manusia.
Juru bicara itu menunjukkan bahwa senjata Kementerian Pertahanan akan “selalu berada di bawah kendali manusia sebagai jaminan mutlak atas pengawasan, otoritas, dan akuntabilitas.”
Pekan lalu, The Times melaporkan bahwa selama latihan militer Saif Sareea-3, yang ditutup pada tanggal 3 November, militer Inggris untuk pertama kalinya terlibat dalam wargames di mana ia mempraktikkan negara-negara pertempuran dengan angkatan bersenjata yang lebih kuat, termasuk Rusia, menggunakan pesawat terbang tanpa awak atau drone.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.