Sudah menjadi satu dari sedikit negara yang menerbangkan pesawat militer buatan Rusia, China dan Amerika Serikat. Mereka juga telah mampu membuat pesawat-pesawat dari tiga negara yang berbeda kutub itu untuk saling berbagi data.
“Insinyur Sudan telah mampu membuat adaptasi antara platform Timur dan Barat,” kata Kepala Staf Angkatan Udara Sudan Letnan Jenderal Pilot Salah Eldin Abdelkhaliq Saeed saat Simposium AirPower Manama November 2018 ini.
“Mereka bahkan telah memasuki radar Amerika, Rusia dan China dalam satu komando dan kontrol. Kami telah menyediakan semua platform kami dengan sistem pengawasan Sudan dan perangkat komunikasi Sudan yang menyatu,” katanya sebagaimana dilaporkan Defense News Selasa 20 November 2018.
Jet tempur Rusia yang beroperasi di Sudan termasuk Mig-29, Mig-23, Su-24 dan Su-25, serta pesawat transportasi AN-26, AN-30, AN-32, AN-12 dan Ilyushin Il-76.
Sudan juga mengoperasikan pesawat China seperti A-5, PT-6, FTC-2000 dan K-8, selain C-130 Amerika, helikopter Puma Prancis dan helikopter Bo 105 Jerman.
Saeed mencatat bahwa banyak pesawat militer Eropa dan Amerika tidak dapat dioperasikan oleh Angkatan Udara Sudan karena tidak ada suku cadang untuk platform, dan Sudan tidak memiliki kemampuan pemeliharaan untuk memperbaruinya. Hal ini terutama disebabkan oleh sanksi Amerika terhadap Sudan yang mencegah negara Afrika bekerja sama dengan beberapa perusahaan Amerika dan Eropa.
Amerika mencabut beberapa sanksi di Sudan pada bulan Oktober 2017, tetapi Wasahington tetap memasukkan Sudan sebagai negara sponsor negara terorisme. Hal ini tetap menjadi alasan pembatasan pada bantuan Amerika dan larangan ekspor pertahanan.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.