Kementerian Pertahanan Jerman berharap akan mengumumkan langkah pasti pada akhir tahun ini terkait nasib 85 jet tempur Tornado yang sudah tua. Penggantian jet tempur ini diperkirakan akan menelan biaya miliaran euro.
“Akan ada keputusan tahun ini,” kata seorang juru bicara kementerian mengutip janji Menteri Pertahanan Ursula von der Leyen pada Juli lalu untuk melanjutkan program penggantian Tornado pada 2018. Namun juru bicara tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Sumber yang akrab dengan proses itu mengatakan bahwa kementerian itu kemungkinan akan mempersempit pilihan jet pengganti potensial dari empat menjadi dua yakni Eurofighter Typhoon yang dibangun oleh Airbus, BAE Systems Inggris dan Leonardo SpA Italia dan kemungkinan besar, Lockheed Martin F-35.
“Ini merupakan langkah lain dalam proses, bukan keputusan pengadaan yang sebenarnya,” kata salah satu sumber sebagaimana dikutip US News dari Reuters 22 November 2018.
Von der Leyen lebih menyukai solusi Eropa, tetapi kementerian juga meninjau data jet tempur F-35, dan jet F-15 dan F / A-18E / F yang diserahkan Amerika Serikat.
Tidak ada komentar yang segera tersedia dari Boeing atau Lockheed. Seorang juru bicara Airbus mengatakan penting bagi proses untuk bergerak maju guna memungkinkan angkatan udara Jerman mulai mepensiun dari jet Tornado pada 2025.
Beberapa opsi telah dipelajari, termasuk membeli satu jenis jet untuk menggantikan jet Tornado, pembelian dua jenis pesawat, dan memperpanjang masa pakai Tornado.
Namun Kementerian Pertahanan Jerman pada Agustus meminta penawar potensial jika mereka dapat mengirim pesawat tempur baru sebelum tanggal target awal 2025, sebuah sumber yang mengatakan merefleksikan meningkatnya kekhawatiran tentang biaya menjaga Tornado terbang lebih lama.
Faktor kunci dari kemampuan jet baru adalah kemampuan membawa dan mengirim bom nuklir. Meski bukan kekuatan nuklir, Jerman menjadi tuan rumah beberapa hulu ledak nuklir Amerika di bawah kebijakan berbagi nuklir NATO dan selama ini peran tersebut diemban Tornado.
Sumber mengatakan proposal yang diterima Jerman untuk membeli 45 jet Lockheed F-35 guna menggantikan Tornado, dan sekitar 75 Eurofighter baru untuk menggantikan Tornado lainnya dan batch pertama Eurofighter yang dikirim antara 2003 dan 2008.
Membeli F-35 akan memungkinkan Jerman memiliki armada jet tempur campuran, suatu persyaratan dalam strategi militernya, sambil menghindari modifikasi mahal pada Eurofighter.
Untuk bisa memodifikasi Typhoon agar bisa membawa nuklir diperkirakan menghabiskan dana 700 juta euro dan waktu hingga tujuh tahun.
Lockheed pekan lalu memenangkan kontrak Amerika senilai hingga US$ 83,1 juta untuk mengembangkan, mengintegrasikan, dan menguji perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan yang diperlukan untuk F-35A membawa bom nuklir B61-12, dengan pekerjaan yang akan selesai pada Februari 2024.
Sumber yang akrab dengan proses itu mengatakan bahwa kontrak ini akan memungkinkan Lockheed menawarkan ke Jerman pesawat F-35 setahun lebih cepat dari target 2025.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.