Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pihaknya ingin melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jingping dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghentikan perlombaan senjata yang disebutnya tak terkendali.
Situasi ini, telah menguras anggaran Amerika yang harus menghabiskan US$716 miliar atau sekitar Rp10.226 triliun untuk pertahanan.
“Saya yakin bahwa, pada suatu saat di masa depan, Presiden Xi dan saya, bersama dengan Presiden Putin dari Rusia, akan mulai berbicara tentang penghentian yang berarti terhadap apa yang telah menjadi perlombaan senjata yang besar dan tak terkendali. Amerika menghabiskan US$716 miliar tahun ini. Gila!,” tulis Trump di Twitter Selasa 4 Desember 2018.
Japan Times melaporkan kitu Trump ungkapkan setelah pada Oktober lalu ia ingin menarik Amerika dari Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty (INF), sebuah perjanjian dengan Rusia selama Perang Dingin untuk mengurangi kepemilikan rudal.
Banyak yang mengkritik keinginan Trump menarik Amerika dari INF karena dianggap akan memicu perlombaan senjata yang tidak terkendali. Pada saat itu Trump mengatakan ia akan memasok nuklir sampai ‘semua orang sadar (kekuatan Amerika)’.
Cuitan Trump tentang niat menghentikan perlombaan senjata ini juga muncul setelah ia bertemu dengan Xi Jinping di pertemuan G20 di Argentina. Ia dan Xi sepakat untuk melakukan gencatan senjata perang dagang yang dimulai pada awal 2018 ini.
China tidak masuk dalam perjanjian INF karena memang dirancang untuk menghilangkan ancaman serangan rudal ke Eropa. Belum diketahui kapan tepatnya Amerika menarik diri dari INF, yang menciptakan ruang perbaikan yang dapat melibatkan China.
Keputusan Trump menarik Amerika dari INF menjadi keprihatinan dunia. Pejabat-pejabat di pemerintahan Trump pun telah memberikan alasan-alasan mengapa Amerika harus menarik diri dari perjanjian itu. Alasan utamanya karena sudah sejak lama Rusia melanggar perjanjian tersebut.
Awalnya Trump dan Putin dijadwalkan untuk melakukan pertemuan resmi di sela pertemuan G20, di mana INF menjadi salah satu topik yang akan dibicarakan. Tapi Trump membatalkan pertemuan tersebut setelah Rusia menyita tiga kapal Ukraina dan menangkap awak mereka di Selat Kerch.
“Kami menunggu pertemuan antara Putin dan Trump, yang bisa membicarakan proses ini dan membuat sketsa garis besar dialog atas topik ini, tapi seperti yang Anda ketahui pertemuan tersebut tidak jadi,” kata juru bicara pemerintahan Rusia, Dmitry Peskov.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.