Militer.or.id – Reaksi China Atas Kebijakan Amerika Serikat di LCS.
Beijing. Militer.or.id – China mengharapkan Amerika Serikat dapat “membantu dan tidak menimbulkan masalah” di Laut China Selatan (LCS) yang diperselisihkan, kata seorang diplomat senior China pada Jumat, 3/11/2017 menjelang lawatan Presiden Donald Trump ke Beijing minggu depan.
AS telah mengeritik konstruksi pulau-pulau oleh China dan pembangunan fasilitas-fasilitas militer di laut itu, dan khawatir fasilitas-fasilitas tersebut dapat digunakan untuk membatasi gerakan bebas di laut.
Kapal-kapal Angkatan Laut AS juga telah melakukan patroli kebebasan navigasi di wilayah itu, yang membuat marah China.
Ketika berbicara kepada wartawan mengenai lawatan Trump, Wakil Menteri Luar Negeri China Zheng Zeguang mengatakan China memiliki kedaulatan yang tak dapat dipersengketakan atas pulau-pulau dan perairan sekitar di Laut China Selatan.
Esensi dari masalah Laut China Selatan ialah pendudukan ilegal atas beberapa pulau China dan pulau karang oleh beberapa negara regional, kata Zheng, dengan menambahkan China ingin menyelesaikan isu-isu dengan damai melalui pembicaraan dengan negara-negara yang terlibat langsung.
“Isu Laut China Selatan bukan sebuah isu antara China dan Amerika Serikat,” tambahnya. “Kami mengharapkan pihak eksternal, Amerika Serikat dapat menanam lebih banyak bunga dan lebih sedikit duri, membantu dan tidak menimbulkan masalah.” Zheng mengatakan ia mengharapkan Amerika Serikat dapat secara obyektif memandang perkembanagn-perkembangan positif di Laut China Selatan dan menghormati usaha-usaha oleh China dan negara-negara anggota di Asia Tenggara untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di sana.
Tak ada isu dengan kebebasan navigasi di Laut China Selatan dan China menentang pihak-pihak yang menggunakannya sebagai “alasan” untuk mengganggu kedaulatan dan kepentingan keamanan China, tambahnya.
Pemerintah Trump telah berjanji akan melakukan operasi-operasi lebih tegas di kawasan tersebut.
Klaim-klaim China di Laut China Selatan dipermasalahkan oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan. Diperkirakan setiap tahun perdagangan dengan menggunakan kapal senilai 55 triliun dolar AS melintasi kawasan tersebut.
Seorang diplomat senior China yang berbicara pada Jumat pagi mengatakan China dan Vietnam telah sepakat untuk mengelola pertikaian mereka di Laut China Selatan melalui pembicaraan persahabatan, menyusul percekcokan pada musim panas antara kedua negara komunis bertetangga itu.
China dan Vietnam telah lama belum menemukan titik temu atas isu tersebut, dengan Vietnam sebagai pihak penentang paling vokal terhadap klaim-klaim China atas sebagian besar laut regional tersebut. (Antara/Reuters).