Militer.or.id – Iran: Sistem THAAD AS Gagal Jika Digempur Ratusan Rudal.
Militer.or.id – Seorang komandan senior militer Iran telah menyebut kegagalan sistem pertahanan rudal buatan AS dalam melawan serangan ringan terhadap sekutu AS di Timur Tengah, dengan mengatakan bahwa sistem tidak akan membantu pemilik mereka jika digempur oleh ratusan rudal, seperti dilansir dari laman IFP News.
Brigadir Jenderal Hossein Salami, komandan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), merujuk pada ucapan yang dibuat oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini di Munich dan mengatakan bahwa AS dan juga Israel telah berbuat konyol dengan memperlihatkan bagian rudal di Gedung Putih dan sebuah sayap pesawat terbang di Munich dan mengklain itu adalah rudal dan pesawat tak berawak buatan Iran.
“Langkah mereka tersebut menunjukkan bahwa posisi mereka telah menurun dan situasi mereka menjadi lebih rumit dalam menghadapi Revolusi [Islam 1979]”, kata jenderal tersebut kepada Tasnim.
Salami mengatakan bahwa Tel Aviv mengklaim apabila kendaraan udara nirawak (UAV) yang terbang di atas wilayah-wilayah pendudukan Israel adalah milik Iran, akan tetapi terlepas dari apakah tuduhan tersebut benar atau salah, kita harus mengatakan bahwa itu bukanlah yang pertama ataupun yang terakhir dari front perlawanan dan bahwa jet tempur F-16 Israel ditembak jatuh sebagai balasan akibat menjatuhkandrone itu.
Jenderal utama tersebut juga menolak klaim Washington yang menyebut bahwa rudal yang ditembakkan oleh Yaman ke Arab Saudi adalah milik Iran,
“Tapi muncul pertanyaan: Apa yang bisa diberikan kepada Arab Saudi oleh sistem rudal buatan AS untuk melawan serangan rudal tersebut? Kenapa THAAD dan Patriot tidak mampu mencegat rudal?”, kata Salami.
Jika THAAD dan Patriot tidak bisa menjatuhkan sebuah rudal, apa yang akan mereka lakukan jika ratusan rudal menghujani mereka?, tambah Salami.
Salami juga menggarisbawahi, bahwa masalah terbesar Amerika Serikat saat ini adalah kurangnya strategi dan itulah mengapa militer AS tak bisa melakukan apapun bahkan ketika melakukan operasi di lapangan, mereka hanya bisa mengandalkan teknologi.