Militer.or.id – Pertahanan Udara Suriah Tembak 46 Rudal Serangan Pimpinan AS.
Moskow – Militer.or.id, Pasukan pertahanan udara Suriah menembak jatuh 46 Rudal jelajah yang ditembakkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya melawan Damaskus dan daerah sekitarnya pada 14 April 2018, ujar Kepala Direktorat Operasional Utama Rusia, Kolonel-Jenderal Sergei Rudskoi, Rabu, 25 April 2018, dirilis oleh TASS.
“Data perekaman pengintaian dan sistem pertahanan udara yang kami peroleh, pekerjaan di tempat kejadian dan jajak pendapat para saksi mata menunjukkan bahwa sistem Rudal permukaan-ke-udara Pantsyr, Osa, Strela-10, Buk, Kvadrat dan S-125 melindungi ibu kota Suriah dan lapangan udara Duvali, Dumayr, Bley, dan Mezze milik Angkatan Udara Suriah menghancurkan 46 Rudal jelajah, “kata Jenderal itu.
Berdasarkan jalur penerbangan rudal dan kemampuan pertahanan udara Suriah, Rudal-Rudal ini hancur di 5 daerah intersepsi : 3 di antaranya terletak di sebelah Barat Damaskus dan 2 lainnya di sebelah Timur ibukota Suriah, kata Jenderal Rusia itu.
Serangan rudal terhadap Suriah
Pada tanggal 14 April 2018, Amerika Serikat, Inggris Raya dan Prancis mengirim serangan Rudal besar-besaran terhadap Suriah tanpa otorisasi Dewan Keamanan PBB. Menurut data Kementerian Luar Negeri Rusia, Rudal menghantam pusat penelitian di Damaskus, markas penjaga republik, sebuah pangkalan pertahanan udara, beberapa aerodrome militer dan depot tentara.
Seperti yang dilaporkan Kementerian Pertahanan Rusia, serangan itu berlangsung dari pukul 03:42 hingga 05:10 waktu setempat. Pertahanan udara Suriah menembak jatuh 71 dari 103 Rudal yang ditembakkan. Tiga warga sipil terluka dalam serangan Rudal itu.
Rudal-Rudal itu menjauhi pangkalan militer Tartus dan Hmeymim Rusia dan tidak ada sistem pertahanan udara Rusia yang digunakan. Amerika Serikat, Inggris dan Perancis mengklaim serangan itu sebagai tanggapan terhadap serangan senjata kimia yang diduga di Douma Suriah.
Pada 7 April 2018, sejumlah LSM, termasuk White Helmets, menuduh bahwa senjata kimia digunakan di Douma, Ghouta Timur. Menurut pernyataan yang dipublikasikan di situs web organisasi pada 8 April, bom klorin dijatuhkan di kota, menewaskan puluhan orang dan meracuni banyak penduduk setempat yang harus dibawa ke rumah sakit.
Kementerian Luar Negeri Rusia menepis laporan itu sebagai berita palsu. Kementerian Pertahanan menambahkan bahwa White Helmets jahat karena menyebarkan kebohongan.
Perwakilan dari Pusat Rusia untuk Rekonsiliasi Sisi Pertempuran mengadakan penyelidikan di Douma pada 9 April 2018 tetapi tidak menemukan jejak penggunaan senjata kimia. (TASS).