Militer.or.id – Lockheed Memuji F-35 Sebagai “Kapal Induk Drone”.
Militer.or.id – Pilot Inggris yang kini menerbangkan jet tempur siluman F-35 mungkin suatu hari nanti dalam beberapa dekade mendatang dapat beroperasi dan melepaskan drone selama misi seperti dilansir dari laman British Force News.
Steve Over, direktur pengembangan bisnis internasional F-35 di Lockheed Martin – perusahaan yang memproduksi pesawat tempur siluman, saat berbicara kepada Pers Association tentang bagaimana jet tempur ini mungkin berevolusi.
Saat ditanya apakah F-35 Lightning II dapat bekerja di masa depan dengan atau pun meluncurkan drone, Steve Over mengatakan bahwa ini tidak memiliki kemampuan yang disertifikasi dalam programnya namun menambahkan bahwa itu bisa terjadi di masa depan.
“Jika Anda bertanya kepada saya di mana saya melihat adanya hal-hal berkembang, saya benar-benar melihat mereka berkembang ke arah itu”, terang Steve Over.
Lockheed Martin, sebuah perusahaan kedirgantaraan yang berfokus di dalam bidang pertahanan dan keamanan menggambarkan bahwa kemampuan jet tempur siluman F-35 sebagai “belum pernah ada sebelumnya”.
Dengan desain airframe, material canggih dan fitur lain yang membuatnya “hampir tidak terdeteksi oleh radar musuh”, pesawat tempur ini bisa dikirim ke ruang udara musuh jika diperlukan.
Ketika sampai di sana, jet mungkin ditugaskan untuk menghancurkan sistem radar negara tertentu, tapi untuk itu semua radar-radar mush harus aktif supaya mereka dapat dideteksi dan dihancurkan.
Steve Over adalah mantan insinyur dan bekerja untuk raksasa dirgantara AS selama 35 tahun, mengatakan: “Katakanlah saya berada pada misi penindasan pertahanan udara musuh, jika saya membawa F-35 dalam mode siluman penuh ke dalam ruang tempurnya, musuh tidak tahu aku di sana dan tidak menyalakan radar, dan karena itu aku tidak bisa menggunakan sensor yang ada terhadap mereka.
“Jadi, bukankah akan lebih baik andai aku memiliki drone non-siluman yang bisa aku lepaskan dari F-35 dan semua itu dapat menjadi hal yang menstimulasi pertahanan udara mereka. Itulah jenis yang bisa kulihat akan berkembang”, ungkap Steve Over.
Ia pun menambahkan bahwa ketika Anda melangkah lebih jauh dan lebih jauh lagi ke dalam waktu dan ruang di masa depan, F-35 juga bisa melihat kebutuhan untuk pesawat bersayap kecil yang dikemudikan dari jarak jauh dan F-35 itu merupakan kapal induk yang membawa pesawat itu.
“Jadi dengan menggunakan sensor di pesawatku, aku bisa menargetkan sejumlah sasaran dan kemudian menyebarkan senjata dari teman kecil pendamping”, urainya.
Ketika ditanya di mana kemungkinan “wingman” atau kawanan mereka pada situasi seperti itu, dia berkata “di suatu tempat yang dekat”.
Inggris saat ini memulai program senilai £ 9,1 miliar untuk membeli 48 jet mutakhir pada tahun 2025 – tetapi berjanji akan membeli hingga 138 selama masa program tersebut.
Program F-35 dianggap sebagai pesawat tempur tercanggih di dunia – dengan lebih dari 3.000 unit akan dibangun selama beberapa dekade mendatang, terlepas dari segala permasalahan yang tengah dihadapinya hingga saat ini.
Ketika berbicara tentang apakah ia meramalkan pada masa depan di mana F-35 bisa beroperasi tanpa pilot, Steve Over menjawab: “Sebagai seorang insinyur, saya akan memberitahu Anda, saya tidak melihat pesawat tempur garis depan seperti ini yang dikemudikan dari jarak jauh.
“Jika Anda hanya mengandalkan pada tautan data untuk para pilot yang diposisikan dari pusat operasi jarak jauh untuk bisa mengoperasikannya, tautan data tersebut menunjukkan kerentanan, kerentanan maya”, jelas Steve Over.
“Ketika Anda masuk ke dunia cyber, Anda tidak akan pernah dapat membuat sesuatu yang dijamin 100% tidak bisa ditembus. Jadi ini adalah permainan kucing dan tikus yang konstan di mana Anda berkembang dan musuh berkembang melawan Anda”, ia melanjutkan.
“Jadi, Anda tidak pernah ingin berada dalam situasi di mana tanpa sepengetahuan Anda, musuh Anda dapat mengambil alih tautan data dari Anda dan menggunakan jet tempur Anda untuk melawan Anda sendiri”, terangnya.