Militer.or.id – UAV Siluman Rusia Telah Lakukan Pengujian Darat.
Militer.or.id – Pesawat terbang nirawak kelas berat pertama buatan Rusia, dari Proyek OKB Sukhoi Hunter, telah mencapai tahap akhir uji coba darat, menurut sumber yang dilansir dari laman Interfax.
“Pabrik Aviasi Novosibirsk (NAZ, cabang perusahaan Sukhoi) telah menyelenggarakan uji darat pertama untuk drone pemburu pesawat siluman yang dijuluki sebagai Hunter”, kata seorang juru bicara NAZ.
“Penerbangan perdana dari Hunter diharapkan akan dilaksanakan pada tahun 2019”, lanjut sumber itu.
Tentang yang kini sedang berlangsung di OKB Sukhoi adalah proyek-proyek penelitian yang menciptakan drone berat sejak tahun 2014, menurut direktur program Pesawat Militer di United Aircraft Corporation (UAC), yang juga mantan Kepala Staf Angkatan Udara Rusia, Vladimir Mikhailov.
“Sekarang pekerjaan sedang dilakukan, kami mengerjakan UAV yang disebut Hunter. Mesin ini sangat menjanjikan, dengan transisi berikutnya adalah pada pekerjaan desain eksperimental”, kata Mikhailov.
Karakteristik UAV yang dikembangkan tersebut masih belum diungkapkan. Namun, dari sumber data terbuka, menyebutkan bahwa berat lepas landasnya adalah 20 ton, yang akan membuatnya menjadi perangkat terberat dari jenis ini. Dilaporkan bahwa pertama kalinya akan lepas landas pada tahun 2018 dan diadopsi ke dalam layanan pada tahun 2020.
Pada tahun 2017, telah beredar foto “Hunter” di Internet, dari cuplikan presentasi oleh Kementerian Pertahanan Rusia, perangkat tersebut dikembangkan sesuai dengan skema “flying wing” dengan sasis tiga kolom.
Sebelumnya, Interfax menginformasikan tentang tes drone berat (UAV) Altius-O dengan berat lebih dari 7,5 ton yang dikembangkan oleh OKB Kazan yang dinamai “Simonov”.
Wakil Direktur Jenderal Techmash, anak perusahaan Rostek, Alexander Kochkin berkata, bahwa perusahaan telah mulai mengembangkan muatan untuk kendaraan tanpa awak, yang bisa berupa senjata jarak pendek atau pun bom udara.
Perancang dan Wakil Direktur Inovasi di UAC, Sergey Korotkov, pada bulan Desember mengatakan bahwa Rusia sedang menciptakan drone yang dapat diatur berkerumun (swarming) dan terkoordinasi melalui saluran komunikasi yang aman.
Ilya Tarasenko, Direktur Jenderal RAC di Perusahaan MiG, menyatakan bahwa saat ini sedang mengembangkan drone berat di forum Army 2017. Bulan November pada tahun yang sama, perwakilan dari perusahaan mencatat bahwa mereka bekerja pada UAV dengan bobot mulai dari 1 hingga 15 ton.