Militer.or.id – Benarkah AS Bantu Kembangkan JF-17 Secara Rahasia?.
Militer.or.id – Pesawat tempur multiperan JF-17 “Thunder” merupakan salah satu pesawat hasil kerjasama China dan Pakistan yang paling sukses. JF-17 Thunder adalah varian ekspor dari FC-1 Xiao Long yang telah melewati banyak kesulitan untuk mencapai kesuksesan saat ini, seperti dilansir dari laman Bao Dat Viet.
Yang patut dicatat adalah bahwa Amerika Serikat juga turut memberikan kontribusi pada penciptaan dan pengembangan pesawat itu. Bagaimanakah Amerika Serikat berkontribusi pada penciptaan pesawat tempur JF-17?
Jet tempur multiperan JF-17 aka FC-1 ini dibangun oleh Chengdu Aircraft Industry Group (CAC). Desain jet tempur JF-17 adalah merupakan kombinasi dari jet tempur MiG-21 Rusia dan F-16 AS.
Pada 1979-1992, Pakistan adalah salah satu pendukung utama Amerika Serikat melawan pemerintah Afghanistan yang didukung oleh Uni Soviet, sehingga Amerika Serikat mau membantu Pakistan di bidang militer.
Sebagai tanggapan terhadap pesawat tempur generasi baru yang dibangun oleh Soviet, yaitu MiG-29, Pakistan telah berusaha mengembangkan pesawat tempur baru. Maka dari itu muncullah proyek yang disebut Sabre II, versi perbaikan dari J-7, yang dilakukan oleh CAC dan Grumman.
Dibandingkan dengan pesawat J-7 atau F-7, pesawat proyek Sabre tersebut berukuran lebih panjang, saklar kontrol diganti, posisi serta ukuran intake mesin juga ikut berubah. Dengan meningkatkan fitur ini, proyek Saber II tidak berjalan sesuai yang diharapkan dan benar-benar ketinggalan zaman bila dibandingkan dengan MiG-29. Proyek Sabre II itu terpaksa ditunda.
Karena proyek tersebut tidak berhasil, kemudian 3 negara bekerjasama, terdiri dari China, AS dan Pakistan. Pada tahun 1980-an proyek “Super 7” diluncurkan secara resmi. Kali ini ukuran sayap diperluas dan dirancang mirip dengan jet tempur multiperan F-16 AS, selain itu fitur aerodinamis juga turut ditingkatkan.
Namun, karena beberapa peristiwa pada bulan Juni 1989 memaksa pembuat pesawat AS “Grumman” untuk meninggalkan proyek “Super 7”. Kemudian proyek itu dibekukan selama 10 tahun, tetapi negosiasi antara China dan Pakistan terus berlanjut.
Pada tahun 1998 China dan Pakistan memutuskan untuk melanjutkan proyek “Super 7”. Biaya pembuatan pesawat itu dibagi rata antara pemerintah Pakistan dan CAC, dan jet tempur varian Pakistan diberi nama JF-17. Mereka dilengkapi dengan mesin Klimov RD-93 terbaru buatan Rusia.
Upgrade penting telah dibuat dalam pengembangan pesawat ini, yang merupakan desain saluran masuk udara (air intake) yang mengurangi penyimpangan aliran udara dari input udara supersonik. Selama penelitian banyak fitur baru diubah dan ditambahkan.
Pada tahun 2003 prototipe pertama dari JF-17 telah dibuat. Pada tahun 2006, jet tepur JF-17 telah menyelesaikan pengujian dan siap untuk produksi massal. JF-17 secara resmi disetujui pada tahun 2007. JF-17 pertama dibuat untuk Angkatan Udara Pakistan pada tahun 2008.
Keuntungan terbesar dari pesawat tempur JF-17 ini adalah harganya, hanya sekitar US $ 15 juta per unitnya. Ini jauh lebih murah daripada pesawat pesaing lainnya.