Militer.or.id – Hilangnya Rudal NATO Serta Dugaan Dicegat Rusia.
Militer.or.id – Pada tanggal 7 Agustus lalu, Angkatan Bersenjata Estonia mengumumkan bahwa rudal AIM-120 AMRAAM yang ditembakkan oleh jet tempur EF-2000 Typhoon Spanyol di dekat perbatasan Rusia masih belum ditemukan. Dan nasib rudal tersebut membuat banyak orang penasaran.
Menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Estonia, misil AIM-120 yang ditembakkan oleh jet tempur Typhoon Spanyol di wilayah udara Estonia Selatan pada hari Selasa, sangat dekat dengan perbatasan Rusia.
“Masih tidak jelas tentang bagaimana nasib rudal, serta lokasinya”, kata Angkatan Udara Estonia, menambahkan bahwa rudal itu kemungkinan jatuh ke daerah rawa-rawa Endla, yang tidak berpenghuni”.
Dan ketidakpastian atas nasib rudal menimbulkan tanda tanya tentang nasib sebenarnya dari rudal AMRAAM tersebut. Secara khusus, ada sejumlah desas-desus yang muncul bahwa rudal tersebut dicegat oleh senjata pertahanan udara Rusia yang ditempatkan tidak jauh dari wilayah perbatasan.
Meskipun tidak ada dasar untuk pernyataan tersebut, kemungkinan sangat masuk akal adalah bahwa hubungan antara Estonia dan Rusia yang tidak pernah lebih baik ketika Tallinn dianggap sebagai pos anti-Rusia milik NATO sementara Rusia juga mengerahkan persenjataan terbaru dan tidak terlalu jauh dari perbatasan antara kedua negara, terutama sistem pertahanan udara.
Kolonel Oleg Kochetkov mengatakan bahwa militer disiapkan untuk menerima sejumlah sistem rudal pertahanan udara S-400 Triumf dan juga menambahkan sistem pertahanan udara jarak pendek Pantsir-S1.
“Sistem rudal pertahanan udara S-400 Triumf modern dan sistem rudal anti-pesawat Pantsir-S1 akan dikerahkan kepada unit pertahanan udara Distrik Militer Barat akhir tahun ini”, katanya.
S-400 Triumf (NATO menyebutnya SA-21 Growler) adalah sistem pertahanan udara generasi mendatang buatan Rusia yang dirancang untuk menggunakan tiga jenis rudal, yang akan dapat menghancurkan target milai dari rudal balistik, rudal jelajah, hingga jet tempur siluman.
Sementara itu, Pantsir-S1 (NATO menyebutnya SA-22 Greyhound) adalah merupakan sistem rudal dan artileri pertahanan udara jarak pendek dan menengah, yang pertama kali digunakan pada tahun 2012.
Menurut Rusia, sistem Pantsir-S1 layak menjadi pembunuh nomor satu untuk menghancurkan target dalam jangkauan mereka. Saat ini, Pantsir-S1 sedang digunakan sebagai pengganti senjata anti-pesawat swa-gerak Tunguska yang dimiliki Angkatan Udara Rusia (VKS).
Kolonel Oleg Kochetkov mengatakan pada hari Kamis bahwa pasukan Distrik Militer Barat akan menerima tambahan jet tempur Su-35 dan Su-30SM.
Pengumuman Rusia tentang rencana menambah jet tempur dan sistem anti-pesawatnya adalah tindak lanjut setelah Moskow memperingatkan Barat akan memaksimalkan kekuatan militernya sebagai tanggapan atas rencana penyebaran militer AS di negara-negara Eropa Timur.
“Rusia tidak akan memiliki pilihan selain meningkatkan pasukan dan alutsistanya di sisi barat”, kata Yakubov, dan menambahkan bahwa Moskow akan terlebih dahulu menempatkan tank, mortir, jet tempur dan rudal anti-pesawat ke perbatasan barat.
Dengan jumlah persenjataan yang dikerahkan oleh Rusia tersebut, berurusan dengan rudal yang ditembakkan oleh jet tempur NATO tentu bukanlah yang sulit.
Dalam langkah terkait, Estonia telah memutuskan untuk menghentikan latihan NATO karena terjadinya insiden itu. Menteri Pertahanan Estonia Juri Luik telah memerintahkan penghentian operasi latihan udara NATO yang sedang berlangsung pada tanggal 9 Agustus, sambil menunggu hasil investigasi skuadron Spanyol.
Menteri Pertahanan Estonia mengatakan, bahwa Spanyol telah meminta maaf dan menyatakan penyesalan mendalam atas insiden tersebut. Sehingga semua jet tempur Spanyol dilarang untuk beroperasi di negara Baltik dan pada semua misi NATO.