Militer.or.id – Menurut Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Iran tidak dapat memberikan persenjataan rudal presisi kepada Hizbullah karena serangan udara Israel di Suriah, seperti dilansir dari laman Sputnik pada hari Rabu.
Kemampuan militer Iran dan Hizbullah di dekat perbatasan utara Israel jauh lebih kecil daripada yang bisa mereka lakukan karena tindakan-tindakan sukses oleh Israel, terang Kepala Staf IDF Jenderal Gadi Eisenkot dalam sebuah pernyataan hari Senin.
Jenderal tersebt mengatakan bahwa tentara Israel akan terus melawan upaya Iran untuk berakar di Suriah dan membuat rute pengiriman rudal ke Hizbullah di Lebanon.
Selama perjalanannya ke perbatasan utara, Eisenkot “memuji angkatan bersenjata untuk tindakan mereka yang bertujuan mencegah konsolidasi pasukan Iran di Suriah dan upaya Iran untuk memindahkan senjata rudal presisi ke organisasi teroris Hizbullah, menurut pernyataan itu.
Kepala Staf IDF yang tugasnya akan berakhir pada 31 Desember, menggarisbawahi bahwa kemampuan militer Iran dan juga Hizbullah jauh dari apa yang mereka harapkan, dan ini adalah hasil dari operasi Israel yang sukses dan berkelanjutan.
“Fakta bahwa kemampuan Iran jauh dari apa yang diinginkannya adalah hasil dari kegiatan operasional intelijen kami yang sedang berlangsung”, terang Eisenkot pada hari Selasa.
Menambahkan bahwa tentara akan terus bertindak untuk membatalkan upaya-upaya untuk memindahkan senjata rudal ke Lebanon tersebut, sementara secara bersamaan menjaga keamanan jangka panjang di perbatasan utara.
Tel Aviv mengakui bahwa IDF telah melakukan 200 pemboman di Suriah selama kurun waktu dua tahun terakhir dan mengatakan siap untuk melanjutkan operasinya, meskipun ada penguatan pertahanan udara Suriah dengan sistem rudal S-300 Rusia.
Sistem itu dikirim ke Suriah sebagai tanggapan atas jatuhnya pesawat Il-20 Rusia oleh sistem rudal S-200 Suriah yang menembaki jet-jet tempur Israel, yang dituduhkan oleh Moskow pada Tel Aviv.
Pada hari Selasa, komite pemeriksaan menyetujui pencalonan Mayjen Amarzhivi untuk posisi Kepala Staf IDF yang baru, menurut laporan Times of Israel. Dia diharapkan untuk mulai bertugas pada awal tahun depan.
Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengundurkan diri pekan lalu, tak lama setelah serangan Israel yang melibatkan pemboman berat dan operasi pasukan khusus di Jalur Gaza. Lieberman menunjuk Kochavi sebagai penerus Eisenkot.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.