Igor Voronchenko, komandan pasukan Angkatan Laut Ukraina, mengatakan bahwa pihak berwenang negaranya akan meminta Turki untuk menutup jalur Selat Bosphorus dari kapal perang Rusia.
“Sebagai komandan pasukan angkatan laut, saya meminta dan mengungkapkan keyakinan saya bahwa masyarakat internasional masih akan membuat keputusan dan mengakui bahwa ada tindakan agresi terhadap negara Ukraina. Kami akan mencoba untuk meminta penutupan Selat Bosphorus di Republik Turki,” katanya dalam saat berbicara pada Konferensi Keamanan Maritim Internasional kedua di Kiev Kamis 29 November 2018.
Menurut Voronchenko, penutupan itu akan sejalan dengan pasal 19 Konvensi Montreux tahun 1936 mengenai Rezim Selat, yang memberikan Turki kontrol Selat Bosphorus dan Dardanelles serta mengatur berlalunya kapal perang angkatan laut.
Ketegangan antara Ukraina dan Rusia mencapai titik tertinggi setelah Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) menembaki dan menangkap tiga kapal perang Ukraina yang dituduh melintasi perbatasan maritim Rusia ketika mereka mencoba untuk berlayar melalui Selat Kerch, pintu masuk ke Laut Azov.
Moskow menggambarkannya sebagai provokasi tegas yang melanggar hukum internasional, sementara Ukraina mengklaim bahwa itu adalah ‘tindakan agresi’ dan memperkenalkan undang-undang darurat militer yang akan berlaku hingga 25 Januari.
Sebelumnya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia telah membahas kemungkinan menengahi krisis antara Rusia dan Ukraina menyusul ketegangan tersebut.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.