09 Juli 2017
UAV MALE Anka (photo: Tim Fish)
RI Raih Kesepakatan Bisnis US$ 520 juta dari Turki
JAKARTA. Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ankara, Turki membuahkan hasil. Salah satunya berupa kesepakatan investasi senilai US$ 520 juta atau setara dengan Rp 6,7 triliun (dengan asumsi kurs Rp 13.000 per dollar Amerika Serikat).
Pesawat penumpang N245 (photo : N245)
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong yang turut mendampingi rombongan Presiden menyampaikan, angka tersebut diperoleh dari penandatanganan nota kesepahaman antara PT PAL Indonesia (Persero) dengan Karadeniz Holding, perusahaan Turki yang bergerak di bidang energi dan kapal pembangkit listrik senilai US$ 320 juta. Lalu, kesepakatan PT Dirgantara Indonesia dengan Turkish Aerospace Industry senilai US$ 200 juta.
“Kesepakatan yang dilakukan melingkupi pembuatan empat powership dengan kapasitas pembangkit listrik sebesar 36-80 mega watt (MW),” kata Lembong dalam keterangan resmi yang diterima KONTAN, Jumat (7/7).
Powership/kapal pemasok listrik (photo : Karadeniz Energy)
Menurut Lembong, kesepakatan untuk membuat powership sesuai dengan keinginan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah-daerah terpencil serta memenuhi target listrik 35.000 MW. “Peluang investasi untuk memproduksi powership ini sangat potensial sehingga kami akan terus mengawal komitmen yang telah disepakati oleh kedua perusahaan tersebut,” katanya.
Lanjut Lembong, kerja sama antara PT PAL dan Karadeniz Holding dapat mengisi kebutuhan powership di tingkat regional. “Negara-negara tetangga seperti Filipina maupun Myanmar merupakan negara yang potensial sebagai customer dari perusahaan tersebut,” ujarnya.
Type 214TN (image : tyrannosurusrex)
Sementara kesepakatan antara PT Dirgantara Indonesia dengan Turkish Aerospace Industry meliputi tiga hal utama. Di antaranya kerja sama di bidang Marketing & production Extention of N219, Joint Development and Production of N245 serta UAV-ANKA Marketing & Production Extention terutama ekspansi pasar Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Kerjasama investasi antara perusahaan-perusahaan Indonesia dan Turki tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai realisasi investasi Turki yang masih minim di Indonesia. Dari data yang dimiliki oleh BKPM periode kuartal pertama tahun 2017, realisasi investasi dari Turki hanya US$ 0,1 juta, yang terdiri dari sembilan proyek investasi. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada investasi baru yang dilakukan dari Turki selama kurun waktu tersebut. (Kontan)
Kaplan MT medium tank (image : FNSS)
Mantap! RI-Turki Sepakat Bikin Tank, Kapal Selam, hingga Truk
JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajarannya melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan di Istana Kepresidenan Turki. Pada pertemuan ini, kedua negara sepakat untuk menjalin kerjasama pada berbagai sektor, salah satunya adalah pada sektor industri pertahanan. “Saya menyambut baik hasil konkret kerja sama industri pertahanan antara lain berupa peluncuran tank kelas menengah Kaplan produksi bersama Indonesia dan Turki,” kata Jokowi seperti dikutip dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Jumat (7/5/2017).
Truk militer BMC (photo : BMC)
Pada bidang industri pertahanan, selain melakukan produksi tank bersama, pemerintah Indonesia dan Turki juga sepakat untuk mengembangkan kerjasama kedirgantaraan. Kesepakatan tersebut telah dituangkan ke dalam bentuk nota kesepahaman antara PT Dirgantara Indonesia dengan Turkish Aerospace Industry.
“Tadi juga telah kita sepakati untuk menambah kerjasama di bidang pembuatan kapal selam dan truk. Ini juga akan segera ditindaklanjuti oleh tim dari kedua negara,” ia menambahkan. (Okezone)