Militer.or.id – Mobilisasi Tentara dan Milisi Venezuela Antisipasi Ancaman Trump.
Karakas – Venezuela mengadakan latihan angkatan bersenjata pada Sabtu 26-8-2017 di seluruh negeri, dengan memerintahkan warga sipil untuk bergabung dengan satuan-satuan cadangan guna membela kemungkinan serangan dari luar. Presiden Amerika Serikat Donald Trump sudah memperingatkan bahwa “pilihan militer” akan diambil terhadap negara yang dilanda krisis itu.
Trump membuat ancaman tersebut 2 pekan lalu dan pada Jumat 25-8-2017 Donald Trump menandatangani perintah yang melarang transaksi terkait hutang baru dari pemerintah Venezuela atau perusahaan minyaknya, satu langkah menghentikan pendanaan yang Donald Trump katakan membangkitkan “kediktatoran” Presiden Nicolas Maduro yang sosialis.
“Menghadapi ancaman-ancaman AS, seluruh warga Venezuela yang berusia antara 18 dan 60 diminta memberi sumbangan kepada pertahanan integral negara,” demikian pengumuman yang disiarkan pada Sabtu 26-8-2017 pagi di televisi negara.
Nicolas Maduro menggunakan ancaman Trump untuk mencoba menggelorakan basis politiknya, menyiarkan gambar-gambar warga sipil yang membawa senjata sewaktu mereka mengikuti latihan tempur. Pemerintah membuat hastag EsHora DeDefender LaPatria, yang berarti “sekarang waktunya untuk membela Ibu Pertiwi,” guna mempromosikan latihan-latitan tersebut.
Gambar-gambar TV menunjukkan rakyat Venezuela yang muda dan tua memasuki pusat-pusat pendaftaran cadangan militer. Tetapi belum ada bukti bahwa pendaftaran mencapai pegawai-pegawai pemerintah dan kaum loyalis Partai Sosialis Nicolas Maduro.
Tempat-tempat latihan diumumkan dimana para penembak jitu melaksanakan aksi mereka sementara para komandan militer memberikan pidato-pidato pedas pada pawai-pawai “anti imprialis.” Latihan-latihan lagi dijadwalkan berlangsung pada Minggu 27-8-2017.
Para tokoh oposisi dan mantan calon presiden Henrique Capriles mengirim ajakan yang menolak program latihan akhir pekan sebagai pertunjukan mahal. Henrique Capriles mengatakan bahwa Nicolas Maduro sebaiknya fokus menurunkan tingkat kejahatan yang tinggi di Venezuela.
Ketegangan diplomatik meningkat bulan lalu sewaktu satu badan legislatif yang disebut majelis konstituen dipilih atas restu Nicolas Maduro. Badan superbody itu mempunyai kekuasaan membuat legilasi, melewati kongres yang dikuasai oposisi.
Nicolas Maduro mengatakan majelis baru itu adalah harapan satu-satunya bagi Venezuela untuk memulihkan perdamaian sesudah protes-protes anti pemerintah yang mematiakn berlangsung beberapa bulan. Para pemimpin koalisi oposisi memboikot pemilihan majelis itu pada 30 Juli 2017, sebab bertentangan dengan demokrasi. Antara/Reuters, 26-8-2017.