Militer.or.id – Program ToT Alutsista TNI Harus Penuhi Tiga Syarat.
Pengamat Militer dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Muradi menyatakan ada pergeseran dalam tradisi perang hari ini yang sebelumnya berbasis pada manusia, bergeser menjadi perang berbasis alat, teknologi atau mesin.
Hal tersebut, sambungnya, menjadi penting bagi TNI AD mencoba untuk mulai beranjak mengubah paradigmanya. “Dalam tradisi peperangan generasi kelima, bergeser dari basis manusia ke alat, manusia hari ini hanya jadi suplemen,” ujarnya, Sabtu 16 September 2017.
Dia juga mengatakan, harusnya pengadaan panser baru dari Ceko bukan hanya menggantikan panser-panser yang lama tapi menjadi alat tambahan perang untuk TNI AD. Berdasar fakta yang ada, lanjut dia, TNI belum mampu untuk mengubah doktrinnya secara langsung ke arah mekanik infanteri karena masih banyak kekurangan di dalamnya.
“Perubahan dari human base menjadi mekanik base harus berbasis pada beberapa hal, seperti adanya ancaman berbasis teknologi pertahanan, juga soal kesiapan SDM kita, kalau hal itu belum ada tentu rumit dipraktikkan,” tegasnya.
Muradi menambahkan, program transfer of technology (ToT) dalam setiap pembelian alutsista merupakan keharusan. Namun, jangan hanya sekadar tukar-menukar teknologi lantas tidak ada pengembangan setelahnya.
“Program ToT ada prasyaratnya. Pertama, riset dan pengembangan. Kedua, ada anggarannya. Ketiga ada pasarnya. Buat apa ada ToT tapi kalau tidak ada pengembangan setelahnya. Jadi jangan hanya sekadar beli teknologi, tapi bagaimana mengembangkan, memanfaatkan, juga bisa menjual hasil pengembangannya,” jelasnya.
Photo : Pandur II 8×8 di PT Pindad (defence.pk)
Sumber : Sindonews