Militer.or.id – 20 Gerilyawan Tewas Dalam Serangan Udara Koalisi di Yaman.
Sana’a – Sedikitnya 20 pasukan tempur Al-Houthi tewas dalam serangkaian serangan udara oleh koalisi pimpinan Arab Saudi selama 24 jam belakangan di Kota Medi di perbatasan bagian timur-laut Yaman, kata pemerintah Yaman, pada Sabtu 16-9-2017.
10 orang lagi anggota milisi luka-luka dalam serangan udara yang terpusat di wilayah Al-Houthi di bagian Selatan dan Tenggara Kota Pelabuhan Laut Merah itu, ujar pernyataan yang disiarkan oleh media resmi pemerintah.
Serangan udara dimulai pada Jumat 15-9-2017 pagi dan berlangsung sampai Sabtu 16-9-2017 dini hari, kata pernyataan itu, yang mengutip seorang pejabat militer pasukan keamanan Yaman yang didukung koalisi.
Sementara itu, pemerintah menyatakan kehilangan 4 prajurit dan 4 prajurit lagi luka-luka dalam pertempuran darat melawan gerilyawan di daerah yang sama, demikian laporan Xinhua. Tetapi pemerintah menyatakan serangan udara tersebut membantu pasukan pemerintah untuk menghentikan serangan darat gerilyawan.
Kota Medi berada di perbatasan Yaman Selatan dengan Arab Saudi. Daerah itu sudah menjadi daerah pertempuran hampir setiap hari antara pasukan Yaman yang bermusuhan selama lebih dari dua tahun.
Laut di lepas pantai kota tersebut sudah dikuasai oleh Angkatan Laut koalisi, sementara pasukan Yaman yang bermusuhan sudah berperang di ujung lain kota itu dalam memperebutkan wilayah perbatasan yang strategis.
Perang saudara meletus di negara Arab tersebut pada tahun 2015, beberapa bulan setelah gerilyawan Al-Houthi menyerbu dan merebut kekuasaan atas Ibu Kota Yaman, Sana’a, dan sebagian besar Provinsi Yaman Utara serta mengusir pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang diakui masyarakat internasional, sehingga hidup di pengasingan.
Koalisi itu, yang dipimpin oleh Arab Saudi, turut membantu pada Maret 2015 untuk mengalahkan gerilyawan dan memulihkan kekuasaan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Lebih dari 10.000 orang Yaman, kebanyakan warga sipil, sudah tewas, terutama akibat serangan udara, selama perang saudara tersebut. (Antara/Xinhua-OANA).