Filipina akan membeli 16 helikopter Black Hawk dari Sikorsky Aircraft Corp seharga US$ 240 juta atau sekitar Rp3,5 triliun. Negara itu menghindari peralatan Rusia meski lebih murah karena khawatir akan sanksi Amerika.
Filipina pada awalnya setuju untuk membeli 16 helikopter Bell 412 dari Kanada tetapi kesepakatan itu dibatalkan pada Februari setelah Kanada menyatakan kekhawatiran helikopter ini digunakan untuk memerangi pemberontak.
Filipina kemudian mempertimbangkan beberapa helikopter lain termasuk S-70 Black Hawk Sikorsky, Mi-171 Rusia, Surion Korea Selatan, dan AW139 Agusta Westland.
Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan Angkatan Udara akan menandatangani kontrak awal tahun depan untuk 16 Black Hawks, meskipun Rusia menawarkan harga terendah kedua.
“Tetapi sangat sulit untuk membeli mereka karena sanksi Amerika,” kata Lorenzana kepada wartawan di sebuah forum keamanan Jumat 7 Desember 2018 sebagaimana dikutip Reuters.
Presiden Amerika Donald Trump menandatangani undang-undang tahun lalu menghukum Rusia karena sejumlah alasan termasuk aneksasi Crimea, dukungannya bagi pemerintah Suriah dan dugaan ikut campur dalam pemilihan presiden Amerika. Kremlin secara konsisten membantah tuduhan-tuduhan tersebut.
Angkatan udara Filipina juga berusaha memperoleh hingga 10 helikopter serang tahun depan. Filipina menghabiskan 300 miliar peso atau sekitar Rp81 triliun selama lima tahun ke depan untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya, menggantikan kapal perang era Perang Dunia II dan pesawat tempur dan helikopter era Perang Vietnam.
Baru-baru ini mereka mengakuisisi 12 jet tempur ringan dari Korea Selatan, kapal logistik dari Indonesia, dan kendaraan lapis baja dan rudal kapal dari Israel.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.