Militer.or.id – Panglima TNI Berharap Konflik AS – Korut Diselesaikan Secara Damai.
Panglima TNI Jendral TNI Gatot Nurmantyo mengharapkan konflik antara Amerika Serikat dan Korea Utara dapat diselesaikan dengan cara yang damai dan diplomasi.
“Bangsa Indonesia dengan kebijakan luar negerinya, mengimbau semuanya agar diusahakan secara diplomasi. Mudah-mudahan dengan diplomasi yang ada, semaunya bisa terselesaikan tanpa harus ada korban, itu lebih indah,” kata Panglima TNI kepada wartawan usai menghadiri acara doa bersama di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis.
Panglima menjelaskan, bahwa Indonesia berkewajiban untuk menciptakan perdamaian dunia, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Korea Utara berencana meluncurkan peluru kendali jarak menengah di teritori Amerika Serikat di Guam pada pertengahan Agustus 2017. Pulau Guam posisinya tidak terlalu jauh dengan Indonesia, yakni dari Jayapura, Papua.
Kendati demikian, Panglima TNI mengimbau agar masyarakat Indonesia tak perlu khawatir dari konflik tersebut.
“Kalau kita sudah berdoa seperti ini, ngapain kita khawatir, serahkan pada Allah SWT,” ujar mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, AS gerah dengan uji coba senjata nuklir yang dilakukan Korea Utara. Presiden AS Donald Trump pun mengecam tindakan Korut itu.
Laporan rinci mengenai serangan tersebut mengindikasikan ketegangan yang meningkat antara Pyongyang dan Washington, setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan Korut awal pekan ini dan pihak Korut akan menghadapi “kemarahan besar” jika Korut mengancam AS, demikian media pemerintah Korut, Kamis (10/8).
Kantor berita Korea Utara KCNA menganggap ancaman Trump hanya omong kosong.
“Sepertinya dialog tidak mungkin dilakukan dengan orang yang kehilangan akal dan hanya kekuatan mutlak yang bisa menimpanya,” katanya tentang Trump, dan menambahkan bahwa ia akan terus mengamati pidato tersebut dan perilaku AS.
Tentara Korut sedang membangun rencana untuk mencampuri kekuatan musuh di pangkalan militer utama di Guam dan untuk memberi sinyal peringatan ke AS, demikian laporan KCNA.
Guam berpenduduk sekitar 163 ribu orang, dan memiliki pangkalan militer AS yang terdiri atas skuadron kapal selam, pangkalan udara dan kelompok penjaga pantai.
Sumber : Antara