Militer.or.id – Bagaimana Awal Mula Thales Terlibat dalam Proyek Fregat Filipina?.
Militer.or.id – Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana telah mengakui dalam pernyataan 20 Desember lalu, bahwa alasan mengapa dia membebas-tugaskan Laksamana Madya (Laksdya) Ronald Joseph Mercado sebagai Kepala Staf Angkatan Laut Filipina adalah karena Mercado menentang perintah Departemen Pertahanan Nasional (DND) untuk melanjutkan Proyek Akuisisi Fregat (FAP) sesuai rekomendasi Hyundai Heavy Industry.
Ada banyak sumber online yang bisa menjadi rujukan pembaca, diantaranya adalah GMA Network, Phil Star, dan News Info.
Hal tersebut dinyatakan dalam banyak laporan bahwa Laksdya Mercado memang mendukung penggunaan sistem manajemen tempur TACTICOS buatan Thales Belanda (Thales Nederland), yang tidak disukai oleh DND dan Hyundai. Namun, dalam laporan tersebut menyebut bahwa Laksdya Mercado adalah satu-satunya orang yang bersikeras ingin menggunakan TACTICOS Thales.
Hal ini menimbulkan sejumlah pertanyaan, seperti:
- Bagaimana Thales masuk ke dalam Proyek Akuisisi Fregat?
- Apakah Thales tiba-tiba muncul dan langsung dipilih Laksdya Mercado?
- Siapa yang pertama kali mengusulkan Thales?
Max Defense mencoba mengklarifikasi kekeliruan mengenai masalah ini.
Foto di atas menunjukkan sebuah render 3D dari Fregat Masa Depan Angkatan Laut Filipina yang diposkan oleh Hyundai Heavy Industries (HHI) di situs mereka pada bulan Oktober 2016. Keterangan tambahan dibuat oleh Max Defense berdasarkan informasi yang berasal dari penawaran HHI dalam Penawaran Tahap 2.
Pada awalnya, Thales Nederland masuk ke dalam gambar karena Hyundai Heavy Industries adalah pihak yang mengusulkan mereka ke dalam proyek tersebut. Di antara konfigurasi dasar yang diajukan oleh HHI selama Submission and Opening of Bid Envelopes (SOBE) Tahap 2 pada bulan Desember 2015 lalu mencakup penggunaan manajemen tempur dan sensor buatan Thales pada fregat masa depan Angkatan Laut Filipina.
Seperti yang telah diskusikan pada awal Oktober 2016, Max Defense telah menyebutkan subsistem yang disetujui oleh Angkatan Laut Filipina untuk fregat tersebut, dan ini mencakup sistem manajemen tempur TACTICOS Thales Nederland. Daftar yang diberikan Max Defense dalam entri blog tersebut berasal langsung dari Daftar Konfigurasi Dasar yang disampaikan oleh Hyundai pada bulan Desember 2015 lalu kepada Bids and Awards Committee di Departemen Pertahanan Filipina.
Untuk referensi lebih lanjut, bahkan Garden Reach Shipbuilders & Engineers (GRSE) India mengirimkan sebuah sistem manajemen tempur dan sensor lengkap dari Thales Nederland yang lebih komprehensif daripada yang diajukan oleh Hyundai.
Jadi bukanlah Laksdya Mercado atau Angkatan Laut Filipina yang membawa Thales ke dalam proyek tersebut. Itu adalah Hyundai. Jadi kenapa Hyundai dan bahkan GRSE membawa Thales ke dalam proyek ini?
Itu adalah karena produk Thales sesuai dengan Spesifikasi Teknis proyek, yang telah dikonfirmasi oleh Grup Kerja Teknis (TWG) Angkatan Laut Filipina untuk Proyek Akuisisi Frigate. Jadi, mengapa Hyundai menawarkan Thales untuk mundur jika kontraknya sudah diberikan kepada mereka? Apakah ini merupakan kasus “Bait and Switch”, seperti yang biasa dilakukan oleh industri pertahanan Korea?
Buktinya dapat dilihat dibawah ini yang menunjukkan bahwa Grup Kerja Teknis (TWG) Angkatan Laut Filipina “mempertahankan preferensi TACTICOS” karena beberapa alasan, terutama karena Hanwha Naval Shield tidak memenuhi Spesifikasi Teknis proyek tersebut. Sebagai catatan, dokumen ini dibuat pada awal 2017 saat kontrak dan Critical Design Review (CDR) sudah ditandatangani.
Di atas adalah kutipan dari salah satu makalah yang diajukan oleh Frigate Acquisition Program (FAP) Project Management Team (PMT) Angkatan Laut Filipina mengenai keberlanjutan penggunaan TACTICOS Thales sebagai Combat Management System.
Desakan Laksamana Madya Mercado untuk menggunakan TACTICOS Thales memang berdasar, menjadi pilihan TWG Angkatan Laut Filipina sejak tahun 2016, dan menurut dokumen lebih lanjut yang diserahkan oleh Komite Pemeriksaan dan Penerimaan Teknis (TIAC) dan Tim Manajemen Proyek (PMT) setelah proyek dilanjutkan dengan Critical Design Review (CDR) pada Januari 2017 lalu, menunjukkan bahwa Angkatan Laut Filipina tidak berubah dari posisinya dan masih terus mendesak penggunaan TACTICOS CMS Thales.
Posisi Laksamana Madya Mercado memiliki dasar hukum, dan memiliki dokumentasi hitam diatas putih yang lengkap. Penyelidikan mengenai masalah ini dapat dengan mudah melihat bukti-bukti tersebut jika penyidik ??meminta salinannya dari Angkatan Laut Filipina.
Artikel ini pertama kali ditulis oleh Max Defense Filipina.