Militer.or.id – Modernisasi Alutsista Butuh Perubahan Taktik Bertempur.
Padalarang, Jabar, Militer.or.id – Pangkostrad Letjen TNI Agus Kriswanto menghadiri Apel Dansat serta Rapat Pembinaan Tekhnis Kecabangan (Rabiniscab) AD tahun 2018 yang dibuka oleh Kasad Jenderal TNI Mulyono, pada Senin 12 Matet 2018 bertempat di Pusat Pendidikan Kavaleri Kodiklatad Pusat Kesenjataan Kavaleri TNI AD (Pusdikkav Pussenkav Kodiklatad) Padalarang, Bandung, Jawa Barat.
Apel Dansat dan Rabinniscab tahun 2018 yang melibatkan seluruh pusat kecabangan yang terdapat di AD tersebut merupakan program rutin TNI AD yang diselenggarakan di awal tahun, sebagai wadah bagi Pimpinan TNI AD untuk menyampaikan berbagai kebijakan terkait dengan pembinaan teknis kecabangan dan kepemimpinan, untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AD dalam melaksanakan tugas pokok.
Pada kesempatan ini, Kasad menyampaikan Apel Dansat dan Rabiniscab merupakan wadah yang tepat bagi seluruh pembina teknis kecabangan dijajaran TNI AD dalam meningkatkan penguasaan teknis kecabangan dan kesenjataan melalui pembinaan yang terencana dan terarah dalam kerangka sistem pembinaan Angkatan Darat.
Modernisasi Alutsista yang sedang dilaksanakan oleh TNI AD sebagai bagian dari pembangunan kekuatan dan kemampuan, tentunya membutuhkan perubahan taktik bertempur yang adaptif disesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis yang semakin kompleks.
Kegiatan Apel Dansat dan Rabinniscab TNI AD TA 2018 diharapkan dapat menghasilkan pemikiran pemikiran yang inovatif dalam pengembangan taktik bertempur TNI AD. Dikatakan Kasad, kecanggihan Alutsista dan berbagai perlengkapan yang dimiliki, pada dasarnya hanya penunjang dalam menjamin terlaksananya tugas pokok secara efektif dan efisien.
Hendaknya tidak membuat kita lengah dan melupakan pentingnya kemampuan perorangan prajurit sebagaimana yang sering saya sampaikan, yaitu memiliki disiplin tinggi, jago perang, jago tembak, jago beladiri dan memiliki fisik yang prima.
Saat ini TNI telah memasuki MEF Tahap II Tahun ke-4. Dalam rangka modernisasi dan bentuk komitmen peningkatan profesionalisme serta peningkatan detterent effect TNI AD, berbagai Alutsista telah kita datangkan. Dampaknya, hasil penilaian Global Fire Power 2017 menempatkan TNI pada peringkat ke-14 dunia, ke-8 Asia, dan pertama di Asia Tenggara.
“Sebagaimana doktrin pertahanan kita yang bermuara pada perang semesta, artinya kita tidak boleh melupakan core competency TNI AD, yaitu perang gerilya atau perang hutan, yang telah diakui oleh militer lain di dunia. Esensi dari perang gerilya adalah penguasaan wilayah hutan, gunung, rawa, sungai dan pantai, yang merupakan kontur utama tanah air kita. Jika kita menguasainya dengan baik dan disertai kemampuan gerilya yang tangguh, maka seluruh wilayah Indonesia akan menjadi killing ground bagi musuh yang mencoba menguasai negara Indonesia,” ujar Kasad.
Pembinaan dan pembangunan kekuatan TNI AD harus diselaraskan dengan pembinaan daerah pangkal perlawanan serta strategi perang gerilya yang ditopang dengan sistem interoperabilitas dan sinergitas antarkecabangan maupun fungsi-fungsi lainnya. Demikian juga dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta ancaman perang Hibrida yang kompleks dan dinamis tidak boleh dikesampingkan.
Kepada para peserta Apel Dansat Dan Rabinniscab TNI AD 2-18 ini, Kasad berpesan kepada seluruh Panglima Kotama, Komandan Satuan dan seluruh prajurit TNI untuk bersikap netral menghadapai Pemilukada serentak 2018.
“Kesempatan ini dapat menjadi wahana penyamaan persepsi tentang tugas-tugas yang harus dilakukan oleh para Dansat termasuk tim pengawas netralitas Kotama serta forum sosialisasi dan implementasi tentang MoU TNI-Polri dalam hal penyelenggaraan keamanan dan ketertiban masyarakat, yang telah ditandatangani oleh Panglima TNI dan Kapolri beberapa waktu lalu,“ tegas Kasad. (Penkostrad).